Dimulai dari
apakah itu Expo Budaya? ini kegiatan tahunannya UKSW yang nama aslinya PSBI
(Pentas Seni Budaya Indonesia) dan Expo Budaya itu nama kerennya lah...Kalau ada yang bilang "Pinang
tanpa kapur dan sirih kurang lengkap", begitu juga dengan Expo Budaya ini,
kurang komplit rasanya kalau trada Expo
Budaya tiap tahunnya.Kegiatan yang sudah jadi agenda
tahunan UKSW ini sesuai judul kegiatannya menampilkan keberagaman etnis di
Indonesia melalui Stand, tarian, musik, arak-arakan, sampai kulinernya juga.
Untuk melihat keberagaman etnis
di Indonesia yang bisa dilihat di kampus tercinta ini dan walaupun di dalam
keberagaman itu, kita tetap satu bangsa, bangsa Indonesia yang harus saling
menghormati perbedaan.

Sedangkan
Arak-arakan atau karnaval budaya ini salah satu bagian dari rangkaian acara
yang sudah dipersiapkan sebaik-baiknya oleh temen-temen panitia. Arak-arakan
ini sangat menarik, karena kegiatan yang satu ini cukup membuat gempar
Salatiga. Arak-arakan ini diikuti oleh beragam etnis di Indonesia dimana
pesertanya adalah mahasiswa-mahasiswi UKSW yang memang beretnis sesuai etnis
yang ditampilkan. kebayang kan julukan UKSW sebagai "Indonesia Mini"
itu memang benar adanya.
Di dalam arak-arakan ini, setiap etnis mempunyai
sepasang muda-mudi yang berpakaian adat kumplit dengan asesoris dan make
up-nya. Mereka ini berada di posisi paling depan bak komando dari barisan
pasukan etnis mereka masing-masing dan mesti tersenyum close-up selalu
pastinya. Selama berjalannya arak-arakan, tiap etnis menampilkan tarian adat
dan lagu tradisional, bahkan ada miniature rumah adat juga dipikul, mereka
masing-masing dengan semangat yang jangan ditanya lagi keren!
Sementara rute
arak-arakan ini lumayan jauh loh, berawal dari kampus UKSW dan berakhir di Lapangan
Pancasila, engga heran kalau banyak dari peserta, terutama yang pria sering
banget teriak-teriak "AIR AIR", kirain ada kebakaran, ternyata mereka
kehausan (kasian kasian haha) tapi tetep salut karena meski harus berjalan jauh
dengan kostum dan make-up yang pastinya bikin gerah, sambil nari-nari dan
nyanyi-nyanyi, dan di tengah sengatan matahari yang terik, semangat dan
antusias mereka layak disaluti.
Etnis papua tahun ini menampilkan Pakaian adat dari Lembah Balim yaitu Yokal dan Holim, Yokal atau biasa juga disebut sali digunakan sebagai bawahan sedangkan Noken dikenakan sebagai atasannya, untuk kaum perempuan, sedangkan untuk pria, mereka menggunakan Holim/Koteka dan membawa panah.
Kesemarakan arak-arakan ini
seperti yang saya bilang diawal membuat gempar Salatiga, terutama daerah warga
Salatiga yang dilewati rute arak-arakan.

Warga yang menikmati arak-arakan
inipun dari segala usia dan berbagai jabatan, dari anak bayi yang masih dalam
gendongan ibunya sampai bapak-bapak satpam sekolahan. Semua tumpah ruah menjadi
satu memenuhi trotoar untuk menonton arak-arakan ini. Senyum dan tawa mereka
pun tampak, banyak hape bahkan Kamera dari yang biasa sampai yang mahal terangkat juga untuk memoto moment yang jarang-jarang
ini, saking antusiasnya ada juga yang sampe minta poto bareng (gila! norak
banget ya! Siapa sih tuh sampe minta poto bareng segala?
Arak-arakan ini meski
memang membuat jalananpun macet, tapi tenang ini tidak menimbulkan kerusuhan
karena ada team keamanan dari UKSW yang dibantu oleh Polres setempat untuk mengantur kelancaranan jalannya EXBUD ini,
Hidup UKSW, Bineka tunggal Ika.... Sukses buat Acara PSBI tahun ini GBU aLL
Terima kasih sudah Baca,
Best Wishes,
Reynske Wabdaron