Monetize,,,,

August 24, 2012

Sendiri bukan berarti tidak bisa... kenapa???

Tak punya teman dan dikucilkan memang menyedihkan, tapi di satu sisi bisa menjadi berkah. Orang seperti Mark Zuckerberg sang penemu Facebook adalah contohnya. Meskipun terkucil dari pergaulan, nyatanya orang-orang seperti ini justru jauh lebih sukses karirnya.

Sebuah penelitian menemukan bahwa penolakan sosial dapat memicu imajinasi, terutama bagi orang yang mandiri. Para peneliti dari Johns Hopkins University menemukan bahwa bagi orang-orang yang sangat mandiri, penolakan sosial bisa memperkuat kepercayaan diri yang dapat memicu kreativitas dan produktivitas.

"Bagi orang yang sudah merasa terpisah dari kerumunannya, penolakan sosial dapat menjadi penguat. Penolakan justru menegaskan apa yang sudah dirasakan oleh dirinya sendiri, yaitu bahwa mereka tidak seperti kebanyakan orang lain. Bagi orang-orang seperti itu, perbedaan ini adalah satu hal positif yang membantunya agar makin kreatif," kata peneltii, Sharon Kim seperti dilansir Medical Daily, Jumat (24/8/2012).

Penelitian sebelumnya menemukan bahwa penolakan sosial dapat menghambat fungsi kognitif bagi orang yang sangat ingin dihargai oleh kelompok. Kim dan timnya ingin mempelajari dampak penolakan bagi orang dengan konsep diri yang sangat mandiri dan bangga jika berbeda dari orang lain.

"Kami melihat dalam masyarakat adanya kekhawatiran mengenai konsekuensi negatif dari penolakan sosial. Sebagian besar kekhawatiran tersebut berasal dari laporan media tentang bullying yang terjadi di sekolah, di tempat kerja dan online," kata Kim.

Penelitian Kim ini bukan berarti menganggap bullying sebagai hal yang bermanfaat, namun menjelaskan bahwa tidak ikut dalam kelompok bisa menjadi hal yang positif bagi orang-orang yang berpikiran sangat mandiri.

Para peneliti memaparkan bahwa temuan ini mungkin memiliki implikasi praktis untuk bisnis karena manajer seringkali ingin mempekerjakan orang yang imajinatif dan sangat kreatif. Perusahaan bisa mempertimbangkan calon karyawan yang memiliki kepribadian unik dan tidak biasa karena kreatifitasnya akan menjadi aset berharga.

"Penolakan secara berulang akan mencegah orang ingin diterima oleh kelompok dan dapat membentuk kreativitas bagi pribadi yang mandiri. Seseorang dengan konsep diri yang mandiri bisa melihat lintasan karir yang sukses. Berbeda dengan orang yang dihambat oleh penolakan sosial,"

Ciuman Pertama Tak Terlupakan? Ini Dia Alasan Ilmiahnya


Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa bisa mengingat hal-hal dari masa lalu seperti ciuman pertama, namun kadang tidak bisa mengingat yang apa yang Anda makan tadi malam? Studi terbaru menemukan jawabannya.


Ciuman pertama dinilai romantis, karena itulah sangat berkesan dan seringkali tak terlupakan untuk sebagian orang. Namun di balik itu, ada alasan ilmiah yang telah ditemukan oleh psikolog di University of Toronto.



Sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti University of Toronto menemukan bahwa kenangan yang berkaitan dengan emosi baik yang positif maupun negatif dapat terekam dalam otak dan dilihat dalam citra EEG (Electroencephalography).



"Kami telah menemukan bahwa orang melihat kejadian yang membangkitkan emosi dengan lebih jelas daripada kejadian biasa. Apakah kejadian itu positif seperti ciuman pertama, kelahiran anak, mendapatkan penghargaan, atau kejadian negatif seperti peristiwa traumatis, putus cinta kejadian memalukan. Efeknya sama," jelas Rebecca Todd, penulis studi dari Departemen Psikologi, University of Toronto, seperti dilansir Dailymail, Jumat (24/8/2012).



Dengan mempelajari aktivitas otak, tim Todd bersama dengan para peneliti di University of Manchester dan University of California, San Diego menemukan bahwa bagian otak yang bertanggung jawab untuk penandaan pentingnya emosional atau motivasi dari pengalaman masa lalu, yang disebut amigdala, lebih aktif ketika melihat gambar yang dinilai hidup.



Peningkatan ini mempengaruhi aktivitas otak baik di bagian korteks visual yang meningkatkan aktivitas berhubungan dengan melihat objek, serta di bagian posterior insula, daerah yang mengintegrasikan sensasi dari tubuh.



Para peneliti juga menggunakan functional magnetic resonance imaging (fMRI) untuk melihat daerah otak yang lebih aktif ketika orang melihat hal-hal yang dianggap lebih jelas karena secara emosional memang lebih penting.



Sekali lagi, peneliti menemukan aktivitas otak di bagian amigdala, korteks visual dan korteks interoceptive meningkat kejelasannya.



"Kita tahu sekarang mengapa orang melihat peristiwa emosional begitu jelas, sehingga lebih diingat, dan daerah otak mana saja yang terlibat," kata Todd.